Menanti sebuah jawaban


Menanti sebuah jawaban

Di saat hujan turun
Ku sendiri meratapi kegalauan hati ini
Ku mengadu pada malam
Mengapa kisah cintaku begini?
Orang yang sungguh paling aku cintai
Sepertinya tak peduli lagi
Dia abaikan...
Kini hidupku bagaikan tak berarti
Sepucuk surat yang ku kirim
Tiada balasan tiada jawaban
Aku bingung, bimbang
Mengapa jadi begini
Kenapa aku terus menanti
Percuma dan hanya sia-sia belaka
Perisai hati yang suci kini telah terlukai
Hati ini  terluka...pedih
Karena sikap yang tak pasti selama ini
Setiap kali berjumpa
Tiada sapaan tiada senyuman
Hati ini terbakar
Bagaikan matahari yang menyengat kulitku
Cinta...masih ingatkah?
Delapan huruf yang dulu pernah kau rangkai
Sejuk menyiram kalbu
Namun sayang...
Kini sikapmu tak semanis kata-katamu
Tak seindah wajah lugumu
Tapi bagi diri dan hati ini kau adalah segalanya kau yang ku cinta
Kala kabut menyelimuti pagi
Hatiku diselubungi rasa ketakutan
Rasa takut akan kehilanganmu
Akan berpisah denganmu
Kalbuku menjerit
Ragaku menangis
Jiwaku berontak
Bagaikan serpihan kaca yang berserakan
Mungkin ...
Ragaku sudah tidak mencintaimu lagi
Tetapi jauh di lubuk hatiku
Harapanku saat ini
Hanyalah pada keputusanmu
Keputusan yang ku tunggu dari seorang yang lugu



CINTA YANG KANDAS


Sebuah kisah cinta yang ku bina
Berbentuk sama namun berbeda warna
Keduanya memiliki makna dan arti yang berbeda
Kehadiranku di hati dan di sisinya
Seolah tiada arti
Laksana air laut mengejar naik ke daratan
Mengapa kau begitu terhadapku?
Wajahnya nampak lugu
Tapi hatinya bagai batu
Tak selalu mengikuti apa kata hatinya
Dia tak memikirkan perasaanku
Keputusannya terserah apa kata temannya
Dia tak punya pendirian yang teguh
Yang takkan roboh bagai bangunan yang kokoh
Kata-katanya selalu terserah anda
Itulah kelemahan dia yang membuat aku benci padanya
Di ujung langit yang kelam
Terdengar suara guntur bersahutan
Mengundang turunnya hujan
Air hujan menyiram bumi
Sekuntum mawar kini jatuh
Terhantam deburan pantai
 Terombang-ambing mengalir ke daratan
Kini jauh terpisah dari tangkainya


No comments:

Post a Comment